Adegan dari video trailer Assassins Creed: Revelations di YouTube
KOMPAS.com - Studio pengembang game, Ubisoft Montreal, sedang bersiap untuk meluncurkan game aksi teranyar mereka yakni Asassin's Creed yang menjadi seri pamungkas untuk menutup aksi dua pembunuh yang menjadi pujaan para pemainnya yakni Altair Ibnu Al Lahad dengan Ezio Auditore da Firenze. Tidak perlu memilih salah satu, dalam sekuel ini pemain bisa memainkan keduanya dalam eranya masing-masing.
Itulah janji yang ditebarkan untuk para pembeli game yang rilis untuk platform Xbox 360 dan Playstation 3 pada 15 November dan PC pada akhir November. Salah satu suguhannya adalah peluncuran video trailer berdurasi 2 menit tiga detik, Kamis (10/11), berisi penggalan kisah permainan ini yang diambil langsung dari permainannya alias tanpa dirender.
Permainan ini akan berpusat pada Ezio, protagonis pada seri ke dua, yang sudah memasuki usia senja meski teknik membunuhnya ikut matang. Dia bakal berkeliaran di Konstantinopel pada tahun 1511 dan mengawali petualangan dengan mencari artifak yang disebut-sebut bisa mengakhiri pertikaian ordo pembunuh dan ordo tentara salib atau Ksatria Templar.
Salah satu caranya, dia menggunakan relik khusus untuk belajar dari mentornya, Altair. Di sanalah, para pemain bisa kembali mengendalikan Altair yang berarti elang yang terbang dalam bahasa Arab.
Namun, tokoh Desmond Miles yang hidup di masa sekarang juga bisa dimainkan. Bahkan, dia berperan penting dalam menyambung teka-teki dalam ingatan yang terkubur dalam bawah sadarnya yang bisa menghubungkannya dengan leluhurnya yakni Altair serta Ezio.
Dalam seri terdahulu, Desmond menjadi koma setelah terhubung dengan Animus, sebuah mesin yang dalam permainan ini mampu membaca ingatan genetik seseorang dan memproyeksikannya secara nyata. Ingatan genetik Desmond lah yang membawa para pemain bisa menggerakkan Altair maupun Ezio.
Dalam video trailer tersebut, diperlihatkan perombakan dalam engine permainan yang menjadi lebih rancak dan cepat berkat penambahan alat baru yakni hookblade yang dipakai Ezio untuk bergelantung di atas kawat yang melintang di penjuru Konstantinopel. Alat tersebut tidak hanya berfungsi untuk pergerakan tapi menjadi tambahan jurus bagi pemain untuk mengeksekusi lawan.
Soal grafis, bisa dipastikan membuat pemirsanya berdecak kagum dengan detailnya yang ditampilkan. Misalnya adegan pertarungan di atas dua kereta kuda yang melaju di tepi jurang, hingga aksi eksekusi lawan yang ciamik dari ketinggian maupun dari belakang.
Ubisoft pun mengatakan bahwa seri ini menjadi penutup kisah dari duo pembunuh dari era renaisans, Altair dan Ezio tanpa menjelaskan apa yang akan disiapkan sebagai kelanjutannya. Yang bisa dilakukan sekarang adalah segera menunggu peluncuran sekuelnya paling baru.